-ISO Windows Server 2016
-ISO Windows 10
3. Kemudian kita klik Action lalu klik Configure a DNS Server
4. Setelah itu akan muncul pop-up konfigurasi DNS Server, kita klik next
5. Kemudian akan muncul tampilan Select Configuration Action, disini kita pilih Create a forward lookup zone (Recomended), lalu klik next
6. Setelah itu akan muncul tampilan lokasi server utama disini kita pilih yang atas untuk membuat forward lookup zone, lalu klik next
7. Kemudian kita ketikkan nama domain yang kita inginkan, lalu klik next
8. Setelah itu kita tambahkan .dns pada file namenya, lalu klik next
9. Kemudian pada tab ini kita pilih "Do not allow dynamic updates", karena apabile kita allow (ijinkan) maka sistem akan mendownload update update terbaru yang terkadang kita merasa tidak perlu update tapi malah tetap akan update (Apabila di allow), lalu klik next
10. Setelah itu akan muncul bagian konfirmasi, pertama kita masukkan ip server, dapat kit lihat apabila tanda nya ceklis hijau dan terdapat tulisan ok pada bagian kanan itu tandanya sudah benar, dan apabila tanda nya berbentuk silang wara merah itu berarti ada yang salah saat bagian konfigurasi ip-nya. Lalu klik next
11.Pada tab terakhir, akan muncul rangkuman dari konfigurasi yang telah kita buat tadi, kita klik finish
*Host di Forward Lookup Zones
12. Kemudian kita klik kanan pada DNS yang telah kita buat tadi, lalu klik New Host (A or AAAA), kemudian kita isi nama domain, FQDN, ip address seperti gambar dibawah, lalu klik add Host
13. Setelah itu dapat kita lihat bahwa host yang telah kita tambahkan tadi telah muncul di daftar
*Reverse Lookup Zone
14. Pada Reverse Lookup Zone kita klik kanan lalu klik New Zone
15. Pembukaan, kita klik next
16. Disini kita diminta pilih zona yang kita mau, disini saya pilih zona primary
17. Kemudian kita pilih IPv4 Reverse Lookup Zone, lalu klik next
18. Disini kita masukkan network ID nya, kita masukkan IP server utama tapi hanya 3 digit pertama saja, digit paling belakang tidak usah, lalu klik next
19. Setelah itu kita buat nama file seperti yang dibawah ini, lalu klik next
20. Kamudian kita pilih "Do not allow dynamic updates" supaya Server tidak mengupdate secara automatis, ditakutkan nanti akan update yang tidak diperlukan. Lalu klik nnext
21. Setelah itu akan muncul tahap akhir, disini kita periksa lagi hasil konfigurasi yang telah kita lakukan tadi seperti nama, tipe, tipe lookup, dan nama filenya. Jika sudah dirasa benar semua lalu klik finnish
22. Lalu pada Reverse Lookup Zones kita klik zone yang telah kita buat tadi, lalu klik kanan pada zone tersebut, setelah itu klik New Pointer (PTR)
23. Disini kita ketikkan Host IP Address seperti yang tadi, digit terakhir tidak perlu, lalu isikan Fully qualified domain name (FQDN), Host name kita klik Browse
24. Disini kita pilih hostname yang telah kita buat, lalu kita pilih record typesnya adalah "Hosts (A or AAAA Records), lalu klik OK
25. Setelah semua telah diisi lalu klik OK
26. Kemudian kita klik kanan pada Server, lalu klik "Launch nslookup"
27. Sekarang saat nya pembuktian, kita buka CMD pada Server 1 lalu kita ketikkan perintah "nslookup" kemudian dapat dilihat Default Servernya adalah nama dns yang telah kita buat sebelumnya. Tetapi apabila Default Servernya bertuliskan "Unknown" berarti terdapat kesalahan pada konfigurasinya
28. Dan apabila kita ping dia sudah reply tandanya sudah berhasil
Sekian dulu untuk pembahasan materi kali ini, mohon maaf apabila terdapat kesalahan, selamat belajar, terima kasih